Temukan Kehangatan dan Makna Kesatuan dalam Khanduri Media KMA 2025: Media Adalah Jantungnya KMA
Oleh: Zarvia Li'aunillah*
![]() |
(Sumber: Dok. Pribadi) |
Setelah rutinitas subuh selesai, aku bergegas mengambil catatan mantiq, menegakkan kaki meja yang terlipat lalu mulai menyalin catatan yang sudah difoto kemarin. Sial, tinta pulpen kehabisan nyawa, sementara waktu tersisa satu jam lagi menuju pukul 6:45 CLT. Dengan sigap aku bangkit meminjam pulpen pada teman yang sedang mengaji. Baru selangkah dari meja, mataku terpana dengan brownis coklat yang sudah tak asing di rumah ini, bahkan mungkin seantero Sabi’. Kali ini otakku berpikir, "Mengapa sebanyak ini? “Oh iya, khanduri media!” sorakku mengejutkan burung yang belum berkicau, lantas aku mengambil ponsel yang tak sering dicuekin, memeriksa jadwal di kalender. Benar, kemarin tanggal 24 Februari 2025 kami baru saja menghadiri acara dalam rangka “Game Day Media KMA” yang dilaksanakan di nadi gamaliya. Kupikir acara di Meuligoenya besok, ternyata hari ini tanggal 25 Februari 2025.
Sayangnya, kemarin tim Web KMA Mesir kalah di permainan kasti, tim el Asyi lah yang mendapat poin terbanyak. Namun, tim Web unjuk juara di permainan tebak gaya. Aku berharap kali ini panitia menyiapkan permainan lain di Meuligoe, “Semoga tim Web bisa naik tingkat," batinku berdoa. Fokusku kembali tersulut dalam catatan papan, dengan sat set aku pun selesai. Beberapa anggota Rumoh Beut non mukim mulai berdatangan ramai, sebentar lagi agenda beut kami akan dimulai hingga pukul 09:00 CLT.
Menjelang zuhur kami sudah bersiap-siap, hampir seluruh anggota rumahku juga bagian dari kru Media KMA. Sehingga kami berangkat berbarengan. Langit Mesir memang benar-benar sangat tipis, baru saja aku swipe layar ponsel, disitulah notifikasi berbunyi, Koor. Publikasi mengabarkan bahwa sebelum acara dimulai, akan didahulukan dengan game Rangking Satu. Spontan jiwaku membara agar bisa mendapatkan tropinya.
Tak menghitung waktu aku tiba di Meuligoe, menunggu moderator memegang mikrofon. Tak lama kemudian mikrofon pun diambil alih oleh Tgk. Jauhar Luthfi, kru Media el Asyi. Sesuai arahan panitia, semua kru duduk menyimak soal. Sistemnya membenarkan atau menyalahkan pernyataan, dengan isyarat tangan kanan jika benar dan tangan kiri jika salah.
Sebelum Tgk. Jauhar membacakan soal, kami sama-sama mengulang secara kilat beberapa hal yang dikira pasti menjadi soal, seperti tanggal berapa didirikannya Web, el Asyi dan KMA TV, bahkan juga tentang keacehan dan keazharan. Sebagian pesertan kami sangat antusias mengikutinya. Saat soal dibacakan, semua kepala tertunduk. Setelah hitungan ke tiga semua tangan teracung di udara kosong ruang Meuligoe, sedikit demi sedikit peserta tereliminasi hingga tinggallah sang juara, Tgk. Ulfatul Jannah perwakilan dari Web KMA Mesir. Semua memberikan tepukan tangan yang sangat meriah padanya, “Akhirnya...” Batinku bersyukur, begitulah hangatnya acara non formal.
Sama halnya dengan acara formal yang tak kalah seru, cuaca yang begitu dingin menjadi hangat dengan keharmonisan keluarga Media ini. Ketika aku melihat para tokoh media yang sangat bergengsi di barisan depan, membuatku terhipnotis untuk segera mengambil ponsel dan merekam, karena sudah selayaknya bagiku sebagai reporter untuk dijadikan catatan atau mungkin penyimpanan memori yang takkan terulang lagi.
Moderator handal, Tgk. Nafal Afnan mulai mengambil alih mikrofon dari genggaman Tgk. Jauhar. Mengawali dengan mukadiimahnya, memberikan salam hormat yang sesuai urutan jabatan juga umur, lalu berterima kasih kepada seluruh kru yang sudah rela berhadir di acara ini, lantas mempersilahkan Koor. Publikasi dan Dokumentasi, sang pengendali acara, Tgk. Muhammad Zamzami.
Sama halnya dengan mukadimah moderator, mulai dari salam, penghormatan juga ucapan terima kasihnya. Bagi Tgk. Zami, tidak mudah menghandal acara seperti ini jika ia seorang diri. Butuh effort juga mental yang kuat, tanpa bantuan anggota Dept. Pubdok atau kru Media yang lain, acara ini tak akan berjalan lancar. Tak banyak yang ia sampaikan, dengan adanya Khanduri Media ini dapat kembali memperkuat tali silaturrahmi anggota Media KMA lintas generasi.
Kata sambutan selanjutnya, Tgk. Nafal mengestafetkan kepada Ketua KMA, Tgk. Akhbar Rivaldi, Lc. selaku Ketua KMA periode 2024/2025, juga alumni kru Media el Asyi. Tgk Akhbar mengapresiasikan setiap pimred Media atas jabatan juga dedikasi mereka selama menjabat, walaupun belum mencapai setahun. Ia mengingatkan semua kru media bagaimana ureung tuha KMA terdahulu sudah mengerahkan segala tenaga untuk menghidupkan Media KMA ini
“Kini giliran kita untuk mendewasakan media ini, belajar sebanyak mungkin di sini, mulai dari kepenulisan atau konten kreator. Jangan sampai kontribusi pun tidak ada atau bahkan sekadar menulis di status Whatsapp saja tidak bisa.” Ujarnya.
Sejurus kemudian, dilanjutkan dengan sharing time oleh tiap pimred media. Diawali oleh Tgk. Rahmat Mustofa, Lc., dengan panggilan akrab Bang Ramoes, yang juga seorang founder account Jejak Pedia, selaku pimred KMA TV. Dengan lantang dan gagahnya ia mengungkapkan, adanya Khanduri Media ini, kita bisa berjumpa dengan orang-orang yang sulit kita jumpai. Tak berhenti di situ, dengan kata-katanya Bang Ramoes mengajak setiap kru untuk terus berjuang membawa Media KMA ini hingga mencapai titik kejayaan. Lalu ia tutup dengan rangkuman progres dan ide cemerlangnya guna memperbanyak viewers KMA TV.
Selintas waktu kemudian dilanjutkan oleh pimred kmamesir.org, Tgk. Hafizul Aziz. Didahului dengan pembukaannya yang terlampau membuat orang gelak tawa. Ia menceritakan perjalanan upgrade diri, seperti sikap nervous-nya juga rasa kurang percaya dirinya adalah hal yang membuat ia sadar sebagai pimred untuk bangkit, agar bisa tampil di depan orang ramai. Bahkan karena menjabat sebagai pimred kmamesir.org, ia sangat antusias mengikuti pelatihan kepemimpinan. Semua orang tercengang mendengarnya, lantas bertepuk tangan mengapresisi, “Di KMA kita tidak pernah mengharapkan jabatan, tapi Allah memilih kita untuk menjaga amanah itu agar bisa belajar lebih banyak lagi.” Ujarnya.
Kata penutupnya ia juga menjelaskan target dan harapannya untuk kembali mewarnakan tulisan-tulisan di website yang dihiasi dengan model penulisan yang bermacam ragam. Tak hanya itu, ia juga menyampaikan website atau bahkan media ini bisa menjadi wadah bagi tiap anggotanya untuk meningkatkan kreatifitas, tempat bertumbuh baik di segi literasi bahkan kepenulisan.
Kini, kita lari menuju media el Asyi, pimred yang bernama Tgk. Faiz Akbar, Lc., sangat menggebu-gebu dalam penyampaiannya, bahkan dengan lantang suaranya menghentikan tiga sekawan yang sedang asyik sendiri. Tgk. Faiz juga kembali menyadarkan setiap kru media apa tujuan utama bergabung di Media KMA, semua anggota fokus menyimaknya.
“Peran media ini sangatlah besar, contohnya Ustaz Husein Gaza, ia berjuang untuk memerdekakan Gaza dengan ilmu jurnalisnya.” Ujar Tgk. Faiz. Sama halnya dengan pimred yang lain, ia juga tak kalah keren menyampaikan progresnya dalam menerbitkan buletin el Asyi dengan jumlah 6 terbitan dalam 12 bulan.
Baca Juga: "Masjidil Aqsa Adalah Jantung Semesta!" Talkshow Tentang Palestina Nyalakan Semangat Perjuangan
Sebentar pemirsa, acara kita belum selesai. Kini saatnya para senior hebat media KMA menyalurkan pengalaman, gagasan juga menyugestikan untuk mengkinclongkan media ini.
Didahulukan oleh Tgk. Ali Akbar Alfata, Lc., Dipl., mantan pimred Kmamesir.org periode 2021/2022. Menyampaikan dua hal yang sudah menjadi pondasi Media KMA;
1. Nilai-nilai yang harus dipertahankan dalam Media KMA;
2. Harus ada teknisi, sistem, relevansinya yang bagus terkait Media KMA.
Di antara hal yang harus dipertahankan yaitu nilai kekeluargaan dan juga kesederhanaan, inilah yang membuat Media KMA yang tak pernah tersulut dalam media-media yang bersifat kontroversial, sehingga diam saja sudah menjadi skill yang tak asing bagi KMA sendiri.
Dari jawaban yang diutarakan Tgk. Faiz kepada beberapa kru, kebanyakannya ingin belajar, tapi harus lebih dari itu, memperdalam skill sembari berpegang pada nilai kesederhanaan juga kekeluargaan.
Terkait teknisi kita harus mengetahui bagaimana cara mengembangkan atau meng-upgrade sistem yang lebih baik dari sebelumnya.
“Optimal itu kuantitas yang harus banyak dan bisa mengakomodasi apapun, media yang solid itu media yang berjalan secara optimal.” Tutup Tgk. Ali.
Tak berhenti di Tgk. Ali, dilanjuti oleh Tgk. Muhammad Sidqi, senior el Asyi, juga mantan ketua KMA periode 2022/2023. Dengan jiwa kebijaksanaannya yang terpancar menyinari tiap pojok ruang KMA, penyampaian yang hampir mirip dengan pembicara-pembicara sebelumnya, tapi ia menarik kronologi perjalanan Media KMA.
“Manfaatkan masa-masa kalian di Media KMA, bukan hanya kesempatan yang kalian miliki tapi juga waktu yang masih panjang, gunakan sebaik mungkin karena kesempatan takkan terulang dua kali, tidak ada alasan untuk tidak menulis karena tidak disuruh pimred.” Tuturnya menasehati.
Jika dihitung sudah ribuan kata mikrofon hitam merangkup suara senior-senior hebat ini dan sepertinya mikrofon ini juga tak kalah semangat, buktinya saja mikrofon tak pernah macet, kecuali ketika di tangannya Tgk. Zaid Ibaadurrahman,. Lc. Dipl., mantan pimred el Asyi periode 2021/2022.
Walau banyak canda tapi kata-katanya membuatku sadar melalui kisahnya ketika menjadi pimred el Asyi. Tgk. Zaid pernah bermimpi bagaimana caranya el Asyi bisa berdiri terkenal secara finansial, tidak butuh bantuan KMA sedikit pun ketika menerbitkan buletin. Hal ini wajar terjadi bagi seorang pimred yang memiliki cita-cita serta tujuan yang cemerlang untuk mengembangkan programnya. Tapi Tgk. Zaid mengungkapkan, jika ia kembali lagi pada tahun 2022, maka ia akan mengubah mindsetnya. Sebab sejatinya, dampak yang sangat besar di media ini adalah bukan membesarkan pemain yang bersifat kolektif, melainkan membesarkan kualitas tiap individu.
Feedback yang didapatkan di media ini tidak berbentuk materi. Kalau pun materi, pasti ia akan berjalan sendiri jika kita yang mengkoordinirkannya. Lantas feedback yang kita dapatkan di sini adalah meningkatkan relasilitas kita ataupun kepenulisan, itu pun terjadi jika benar-benar memiliki tekad yang sangat kuat untuk mengembangkan skill tersebut.
Di akhir kalam, Tgk. Zaid menutup dengan kalimatnya yang membuatku termanggut-manggut. Perihal perbedaan antara hak dan kewajiban. Ia menganalogikan pada kewajiban salat dan kemerdekaan Palestina. Salat itu sebuah kewajiban kita sebagai muslim tapi untuk negara yang terjajah seperti palestina itu adalah hak mereka untuk merdeka. Begitu juga dengan tujuan kita guna meng-upgrade skill, itu adalah hak, maka forum rapat media bukanlah kewajiban bagi seorang pimred, tapi hak bagi kita untuk terus mengutarakan pemikiran-pemikiran tiap kru media agar menjadi lebih baik.
Alih-alih ingin mematikan rekaman ternyata ada lagi kata-kata sambutan yang akan disampaikan oleh sesepuh Media KMA, senior hebat Kmamesir.org, Tgk. Nafis Akhtiyar, Lc., Dipl.
Beliau mengungkapkan manfaat sebuah media. Sama halnya dengan pemaparan Tgk. Faiz, mencocoklogikan dampak media kepada dunia dengan pembantaian yang terjadi di Gaza.
Pengaruh media yang sangat besar, jika di sana tidak ada jurnalis maka dunia tak akan tahu bagaimana keadaan Gaza yang dibantai membabi buta oleh Zionis. Bukan hanya itu media juga tempat pengabadian tiap berita, misalnya berita hoax tentang tragedi 7 Oktober yang disampaikan oleh pihak media tidak bertanggung jawab. Dalam kondisi ini, jurnalis berperan untuk mengungkap kebohongan oknum dengan pergerakan mereka yang kritis dan ingin mencari hal yang lebih akurat terkait tragedi ini, melalui tulisan-tulisan para jurnalis Gaza yang sudah wafat. “Ketika kita lupa tanggal berapa diadakannya sebuah acara untuk keperluan LPJ misalnya, di medialah kita bisa mencarinya.” Tutup Tgk. Nafis.
Kelar sudah kata-kata sambutan yang sangat berdaging dari para senior hebat ini, lalu dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh Tgk. Muhammad Farhan Sufyan Lc., Dipl., lalu foto bersama disertai dengan gaya handal masing-masing media. Ditutup dengan santapan lezat karya Dept. Kesejahteraan yang selalu dimuliakan, ayam goreng dengan siraman gulai khasnya.
*Penulis merupakan mahasiswi tk. 2 Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Mesir.
Editor : Siti Humaira
Posting Komentar