René Guénon; Kristen Yang Taat Hingga Murabbi Tasawuf Termasyhur

Oleh: Azmi Putra Gayo*

(Sumber : Elbalad.news)

René Jean-Marie-Joseph Guénon atau disebut dengan Syekh Abdul Wahid Yahya lahir dari keluarga borjuis Khatolik Roma yang taat, lahir pada tanggal 15 November 1886 M atau (18 Safar 1304 H) di Blois sebuah kota di Prancis Tengah, René Guénon juga merupakan seorang orientalis terkemuka di Eropa yang menetap di Kairo hingga menjadi pembesar para sufi di era modern.

Masa Pertumbuhan

Sejak kecil, Rene dikenal dengan kejeniusannya, ia banyak mendapatkan prestasi di masa pendidikannya memulai pendidikan di kota Blois hingga mendapatkan ijazah bachelor pada tahun 1904 M atau (1322 H) umur 18 tahun. René Guénon menempuh pendidikannya di Paris dengan jurusan Matematika selama dua tahun hingga akhirnya ia mendapatkan gelar Licentiate. Selama masa studinya, ia tidak membatasi aktivitasnya hanya pada pendidikan formal. Ia mulai mencari 'kebenaran tertinggi', karena merasa tidak puas dengan agama Kristen. Ia merasa tidak bisa menerima apa yang disebut dogma dan ritual Kristen. Karena dorongan mencari kebenaran itu, akhirnya ia tidak hanya mengambil studi perbandingan agama yang lengkap dan mendalam, tetapi juga kerap mengadakan diskusi dan melakukan pertemuan dengan para pemikir dan filsuf terkenal. Sejak saat itu, kehausannya akan kebenaran tidak pernah padam. Karena perjalanan spiritual dan kekacauan mental tersebut, ia meninggalkan universitas sehingga pendidikannya tidak selesai. Keadaan ini berlangsung hingga 1909. Berbarengan dengan masa itu, ia bertemu dua ulama mualaf yang tidak hanya akrab dengan Islam, tetapi juga kompeten dalam hal sosiologi.

Mengenal Tasawuf dan Masuk Islam

Pada tahun 1909 René Guénon menerbitkan majalah La Gnose majalah ini memiliki arti Pengetahuan Tuhan. Di majalah ini Guénon menuliskan pemikiran-pemikirannya, yang mana majalah ini menjadi cikal bakal ia menjadi seorang sufi. Beliau tertarik dengan kepercayaan Cina, Hindu dan Tasawuf Islam. Diantara ketiga hal tersebut, ketertarikan Guénon lebih besar pada Tasawuf Islam hingga muncul pertanyaan dalam dirinya apa itu hakikat, sebuah pertanyaan yang di lakukan oleh Imam Ghazali dan Ibnu Arabi dulu.

Guénon bimbang, ragu dan tenggelam dengan rasa penasaran sehingga cahaya Allah itu datang, ia masuk Islam pada tahun 1912 dan dikenal dengan Syekh Abdul Wahid Yahya. Setelah perang dunia 1 ia ikut menjadi pejuang islam serta ikut menyebarkan Islam.

Sebab masuk Islam cukup logis dan simple secara logika, ia menginginkan naskah suci yang tidak pernah cacat dari sudut manapun, bisa jadi rujukan sepanjang masa, tidak ada kepalsuan. Pasalnya ia tidak menemukan naskah suci manapun sesuai dengan keinginannya kecuali Al-Quran. Al-Quran satu-satunya kitab yang tidak ada cacat dalam kepenulisan dan terjaga kebenarannya sehingga ia menjadikannya pedoman hidup.


Sebab lain masuk Islam adalah penjelasan dan penyampain Syekh Abdurrahman ‘llisy tentang hakikat barat. Cendekiawan barat terpikat oleh penjelasan dan pengetahuan tersebut saat mereka menemuinya. Nama Syekh Abdurrahman ‘llisy pun terkenal di eropa hingga terdengar Geneon, hingga menambah kecintaan Geneon terhadap Islam. Apalagi Syekh Abdurrahman ‘llisy pengagum Ibnu Arabi, sama dengan idola René Guénon.

Sosok Terkemuka

Dalam buku Syekh Abdul Halim Mahmud Qadhiyah Attasawuf; Al-Madrasah Asyadziliah menyebutkan René Guénon sosok penting dalam sejarah. Orang-orang muslim menyebutnya Imam Ghazali modern, sedangkan orang barat menyebutnya Plato era modern.

René Guénon juga dikenal sebagai filsuf dan sufi yang arif, namanya terkenal dari Eropa hingga Amerika, dan dikenal oleh orang muslim yang berkecimpung di dunia filsafat dan keagamanaan.

Berkeluarga dan Berkarir

René Guénon menikah dengan wanita Prancis tahun 1912. Berkarir dengan mengajar di Prancis, pernah juga mengajar di Aljazair dibidang Filsafat, setahun setelah itu kembali ke Prancis.

16 tahun ia menjalani kehidupan bersama istrinya, hingga ajal kemudian menjemput sang istri, ia pun memutuskan pindah ke Kairo pada 20 Februari 1930 utuk  meriset Tasawuf Islam.

Di Kairo ia menetap di distrik Al-Azhar, menyendiri di rumah dengan menghabiskan waktu untuk menulis menjauhi tamu Eropa. Kemudian ia bertemu dengan Syekh Muhammad Ibrahim, dan menikahi putrinya pada tahun 1934. Setelah menikah beliau pindah ke wilayah Duqqi, Zamalik bersama keluarganya.

Selain menjalani kehidupan berkeluarga, beliau juga menempuh jalan tasawuf Al-Hamidiyyah Asy-Syadzuliyyah di bawah bimbingan Syekh Salamah Ar-Radhi Al-Azhari (wafat 1357 H).  Dari Syekh tersebut Rene mengenal Islam dan tasawuf hingga menjadi pembesar sufi modern.

Karya-Karya

-Tamhid Am li Dirasah Al-Aqa’id Hindusiah

-Asy-Syarqi wal Gharb

-Azmah Al-Alam Al-Hadist

-Rumuz Al-Alam Al-Muqaddas

-Rumuz Al-Insan Kamil

-Nazharat Fi Arruhiyyah Attarbiyyah

-Maratib Al-wujud Al-Mutaaddidah

-At-Tasawuf Al-Islami Al-Muqaran

-Malik Al-alam dan lainnya

Awalnya buku-buku beliau begitu dihormati dan dipajang di gereja-gereja Eropa, namun setelah masuk Islam buku buku tersebut dipindahkan, dan dilarang menyebutkan nama beliau lagi.

Akhir Hayat

Setelah meninggalkan banyak karya dan pengaruh dalam dunia Islam, ia wafat pada tanggal 7 Januari 1951, disholatkan di Masjid Sayyidina Husain dan di maqamkan di dekat Syekh Al-azhar Ad-damanhuri. Di maqamkan di pemakaman keluarga mertuanya Syekh Muhammad Ibrahim Al-qarafah Al-mujawirin.

Foto- foto yang berkaitan dengan Gueneon (Syekh Abdul Wahid Yahya). Terdapat Maqam yang dekat dengan Masyaikhah di Sekitar Maqam Syekh Azhar Ad-Damanhuri. Dan Foto-foto semasa hidup beliau.

(instagram.com//Guenonposting)
(facebook)
(sarabic.ae)
(wikipedia)



Sumber Pustaka:

-Abdul Halim Mahmud; Qadhiyyah At-Tasawuf Al-Madrasah Asy-Syadzuliyyah;

- René Guénon (muqadimah tahqiq Abdulbaqi miftah), At-Tasawuf Al-islami Al muqaran;

- René Guénon (Muqaddimah tahqiq Abdulbaqi miftah), Azmah Al-Alam Alhadis;

- René Guénon Biografi wikipedia

-Ensklipedia Ziarah Mesir Jilid 1 Qarafah Mujawirin Tim Salon Budaya SLB-PCINU Mesir: René Guénon


*Penulis merupakan Mahasiswa Al-Azhar, Jurusan Aqidah Wal Falsafah


Editor: Hafizul Aziz










Posting Komentar

Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir
To Top