Peringati 50 Tahun Berdiri, KMA Mesir Gelar Webinar Undang Tokoh Aceh Nasional
Dok. Pribadi |
Kmamesir.org (23/042024) - Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA) Mesir sukses menyelenggarakan webinar HUT Setengah Abad KMA dengan turut mengundang tokoh nasional Aceh yang diadakan lima tahun sekali dengan topik “Webinar Setengah Abad KMA Mesir dan Sepak Terjang para Alumni dalam Membina Peradaban Aceh”, pada Selasa (22/04), melalui Zoom Meating.
Webinar ini diadakan guna membekali para mahasiswa Aceh yang ada di Mesir untuk membangun Aceh lebih baik agar siap terjun di dunia kemasyarakatan setelah selesai dari Mesir. Webinar sekaligus sebagai ajang silaturrahmi juga diisi oleh para alumni Al-Azhar asal Aceh yang telah berkiprah di bidang masing-masing juga disambut oleh beberapa tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh di Aceh seperti Ibu Illiza Sa’aduddin Djama, Abi Zahrul Fuady Mubarak (Abi Mudi), dan Dr. Iskandar Ishaq Muhammad.
Pembicara kunci webinar ini dimulai oleh dan Tgk. Khalid Muddattsir sebagai ketua IKAT Aceh. Beliau menyampaikan bahwa HUT KMA kali ini sudah mencapai puncak kematangan, yaitu 50 tahun.
“KMA juga termasuk kekeluargaan yang sangat berprestasi antar mahasiswa indonesia yang ada di Mesir karena menjaga nilai-nilai antara ke-Acehan, ke-Islaman dan ke-Azharan. Selain itu para alumni KMA yang berkiprah sebagai IKAT, memiliki citra yang sangat baik di mata masyarakat,” kata Tgk. Khalid Muddatstsir.
Selanjutnya Ustaz Amri Fatmi, alumni Al-Azhar sekaligus da’i Aceh berbicara tentang “Kiprah Alumni KMA di Kancah Nasional”. Beliau menyampaikan bahwa risalah Al-Azhar itu cukup besar dan lulusan Al-Azhar mudah diterima di nasional dan internasional, terutama lulusan S2 dan S3 Al-Azhar.
“Nasehat saya kepada kawan-kawan semua tidak perlu tinggal di kota dulu untuk bisa berkiprah di Nasional atau Internasional. Cukup tinggal di kampung halaman sendiri dan gunakanlah media sosial sebaik mungkin untuk membranding diri. Insya Allah akan ada alumni alazhar berdarah Aceh yang akan mengabdi di Nasional dan juga Internasional.” Ujar Ustaz Amri Fatmi.
Foto Bersama |
Setelah itu para panelis menyampaikan beberapa nasehat dan arahan yang dimulai oleh Ustazah Sarina Aini dengan tema “Kiprah Putroe KMA di Nanggroe Aceh Darussalam”. Beliau menyampaikan bahwa kiprah perempuan lulusan Mesir saat ini sudah cukup besar, tetapi masih banyak yang belum terisi. Salah satunya Aceh masih kekurangan pakar fiqih atau orang yang menekuni fikih wanita.
Baca juga: ACEH PUNGOE
“Pakar fikih yang mengajarkan fikih (khususnya fikih wanita) kepada masyarakat diperlukan lebih banyak lagi. Saya juga berharap dari KMA muncul kembali perempuan seperti bunda Elliza sebagai praktisi politik,” kata Ustazah Sarina Aini.
Sementara itu, berbicara tentang tantangan dakwah di Aceh, Ustaz Masrul Aidi memaparkan bahwa dahulu paradikma dakwah di Aceh harus memiliki unsur komedi. Namun, ketika di Mesir, beliau terpukau dengan guru-guru di Al-Azhar yang lugas, tegas dan indah dalam berpidato berjam jam tanpa komedi, akan tetapi jamaah bisa terpukau dengan indahnya bahasa, penyampaian referensi dari hadis, dan Al-Quran.
“Maka ketika pulang saya mulai berpikir ulang bagaimana saya mengubah hal tersebut dan memberikan perspektif baru bahwa berpidato tidak harus ada unsur komedinya. Dan hari ini kita memiliki ciri khas sendiri manhaj wasathiyyah yang akan kita bawa pulang ke Nanggroe Aceh Darussalam. Nasehat saya kepada teman teman KMA disamping memperkaya literasi sesuai takhassus masing-masing, jangan tinggalkan pengetahuan mengenai adat istiadat Aceh,” pesan Ustaz Masrur Aidi.
Webinar peringatan 50 tahun KMA juga turut dihadiri tokoh-tokoh Aceh yang berkiprah di masyarakat, baik lokal maupun nasional, seperti Ustadz Masrul Aidi, pimpinan pondok pesantren Babul Maghfirah; Prof. Bahtiyar Aly, Dubes RI untuk Mesir 2002-2005; Syeikh Fadhil Rahmi, anggota DPD RI 2019-2024; Dr. Fachrul Ghazi, alumni Al-Azhar dan dosen IAIN Samarinda. Acara kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama dan ditutup dengan pembacaan doa oleh Tgk. Zaky Mubarak.
Reporter: Dhira Majid
Editor: Muhammad Arief Munandar
Posting Komentar