Mengenal Lebih Dekat Ahli Hadis dari Mesir ; Syekh Muhaddist Prof. Dr. Ahmad Ma’bid Abdul Karim Al-Azhariy.
Oleh : Taufiqurrahman Samsul Qamal*
Sumber : google.com
Nama Syekh Ahmad Ma’bid sudah tidak asing terdengar di kalangan penuntut ilmu hadis di bumi kinanah, sumbangsih beliau sangat banyak dalam dunia keilmuan terkhusus pada bidang ilmu hadist. Bahkan syekh Usamah as-Sayyid Al-Azhari, seorang ulama muda Al-Azhar yang disertasinya dibimbing langsung oleh Syekh Ahmad Ma`bid, mengatakan, “Beliau adalah gurunya para ahli hadis dunia saat ini.”
Syekh Ahmad Ma’bid lahir di Provinsi Al-Fayyum, Mesir pada tanggal 6 November 1939 M (1359 H). Syekh Ahmad Ma’bid kecil menjalani pendidikan dasar di kota kelahirannya dan menamatkan hafalan Al-Qur’an pada usia 8 tahun. Pada tahun 1961, beliau menamatkan pendidikan menengah di sekolah Al-Azhar kemudian melanjutkan ke bangku universitas serta lulus pada tahun 1966 (usia 27 tahun) dari fakultas ushuludin jurusan tafsir hadis. lalu melanjutkan S2 di jurusan tafsir dan ilmu Al-Qur’an selesai pada tahun 1969, juga sempat memasuki S2 pada jurusan hadis dan ilmu hadis pada tahun 1971. Setelahnya melanjutkan risalah dukturah (S3) dan selesai tahun 1978 M pada jurusan hadis dan ilmu hadis, semua strata kuliahnya diselesaikan di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Pada awal karirnya beliau mengajar dan menjabat sebagai dosen di Universitas Al-Azhar, kemudian pindah ke Riyadh, Kerajaan Arab Saudi dan mengajar di Universitas Muhammad Ibnu Su’ud Riyadh pada fakultas ushuluddin, jurusan aqidah dan aliran kontemporer, tafsir dan ilmu tafsir, sejak tahun 1399 H sampai 1417 H (18 tahun).
Sudah banyak karya tulis (tesis maupun disertasi) yang beliau bimbing dan uji. Dari kawah pembinaannya pula lahir banyak ulama baik dari Mesir maupun negara timur tengah lainnya seperti syekh Usamah al-Sayyid Al-Azhari, syekh Salman Fahd al-Audah, syekh Abdul Wahab al-Thariri, syeikh Prof. Dr. Saad Al-Humaid, atau Syaikh Prof. Dr. Abdullah Damfu dari Arab Saudi, juga Syaikh Mazin As-Sarsawi dari Mesir, Syaikh Mahir Yasin Al-Fahl dari Iraq dan banyak ulama lainnya.
Setelah 18 tahun mengembara di negeri Hijaz beliau kembali kepangkuan Al-Azhar pada tahun 1417 H/1996 M (27 tahun yang lalu) sebagai guru besar hadist Universitas Al-Azhar dan juga sempat menjadi Dekan Universitas Al-Azhar cabang Zaqaziq (2006), serta turut aktif mengajar di kampus maupun di masjid Al-Azhar hingga sekarang. Bahkan baru-baru ini beliau mengkhatamkan kitab fathul mughis syarah alfiyatul hadis punya Imam Al-Hafidz As-Sakhawi (902 H) yang dimulai pada bulan maret 2014 silam dan selesai pada agustus 2023 kemaren dengan jumlah 246 kali pertemuan yang lengkap dengan rekaman videonya selama ± 9 tahun.
Khataman Kitab Fathul Mughis Syarah Alfiyatul Hadis Dihadiri Oleh Para Masyaikh Azhar
Selain itu, beliau adalah salah satu anggota Hai’ah Kibârul `Ulamâ’ (Dewan Ulama Senior) Al-Azhar; yaitu salah satu lembaga dibawah Al-Azhar yang menaungi para ulama-ulama pembesar. Lembaga ini didirikan satu abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1911 silam. Dewan ini berperan banyak dalam kemajuan agama islam baik dari penjagaan akidah ahlussunnah waljamaah, moderasi islam, politik, kemasyarakatan dan berbagai aspek kehidupan lainnya. Dipimpin oleh Syekh Ahmad Al-Thayib (Grand Syekh Al-Azhar), di antara anggotanya adalah Syekh Ali Jum`ah, Syekh Ahmad Umar Hasyim, Syekh Muhammad Abu Musa, Syekh Hasan Syafi’i, dan lain-lain.
Selain aktif mengajar dikampus dan mengisi talaqqi di masjid-masjid, Syekh Ahmad Ma’bid juga aktif dalam menulis, diantara karya beliau adalah ;
1. al-Nafh al-Syadzi yang merupakan penjelasan dari Jami` al-Tirmidzi karya Ibnu Sayyid al-Nas (karya tahkik/filologi dan kajian), dicetak di Daru’l `Ashimah, Arab Saudi.
2. Alfâzh wa `Ibârâtu’l Jarh wa al-Ta`dîl baina al-Ifrâd wa al-Takrîr wa al-Tarkîb wa Dilâlat kullin minhâ `alâ Hâl al-Râwi wa’l Marwi (Lafaz-Lafaz Penilaian Negatif dan Positif dalam Bentuk Tunggal, Pengulangan, dan Rangkaian, Serta Petunjuk dari Masing-Masing Lafaz Tersebut tentang Keadaan Rawi maupun Riwayatnya)
3. Al-Hâsib al-Âli wa Istikhdâmuhû fî Majâl al-Sunnah al-Nabawiyyah (Penggunaan Komputer dalam Bidang Hadis)
4. Buku Kajian Tokoh Ahli Hadis (Imam Zainuddin al-`Iraqi)
5. Tahdzîb al-Tahdzîb (Buku biografi perawi hadis dari enam kitab hadis standar karya Ibnu Hajar al-Asqalani)
6. Majmuah Fatwa (diterbitkan Harian al-Ahram, Mesir)
7. 'Ulumul hadis baina mutaqaddimin wa muta’akhirin
8. Dan lain-lain...
Syekh Ahmad Ma’bid ini adalah salah satu ulama yang rajin membaca kitab, bahkan sudah tidak terhitung berapa kitab yang sudah beliau khatamkan. Ada salah satu nasehat yang sering diulang-ulang oleh Syekh Ahmad Ma’bid kepada muridnya yaitu, “Coba kamu baca sepuluh halaman saja sebelum tidur, sebulan kamu akan khatam satu jilid kitab.” Kita bisa mengamati bagaimana kepedulian Syekh Ahmad Ma’bid untuk ilmu, bahkan kata seorang syekh, kitab-kitab hadis dan ilmu hadis yang berjilid-jilid itu tidak hanya beliau baca 100-200 halaman, melainkan semua sampai khatam. Makanya beliau bisa memahami metode kitab-kitab dan para ulama hadis, maka tidak heranlah beliau dijuluki “Gurunya para ahli hadis dunia saat ini.” []
*Penulis merupakan mahasiswa tingkat 3, jurusan Syariah Islamiyyah.
Editor : Muhammad Farhan Sufyan
Posting Komentar