Bayan wa Tabyin, Kitab Sastra Arab Tertua Sejagat Raya
Oleh: Muhammad Dany*
Sumber Gambar: hasrizal.com |
- Profil Penulis
Nama lengkapnya Amru bin Bahr bin Mahbub atau lebih dikenal dengan nama Al-Jahidz. Lahir dan beranjak dewasa di Bashrah, ketekunannya dalam menuntut ilmu menjadikan Bashrah seakan terasa sempit baginya, sehingga ia melanjutkan study-nya ke Baghdad.
Ulama bermazhab Mu'tazilah ini tidak akan puas mempelajari suatu disiplin ilmu sebelum ia menuliskan sebuah buku, ada 350 buku karangannya, antara yang paling masyhur ialah al-Hayawan, al-Bukhala, dan lain-lain. Kalau kamu bertanya "Imam Jahidz pakar dalam bidang apa?", maka jawabannya ialah "Bidang ilmu mana yang belum dikuasai Jahidz?!"
Selain diberkati akal yang cerdas Imam Jahidz pula diberikan keberkahan umur panjang dan kesehatan, beliau hidup selama 105 tahun, tepatnya 150─255 H. Kewafatannya pun bukan karena sakit melainkan "syahid buku", di antara kebiasaan saat itu mereka menyusun buku di sekeliling tembok kamarnya, qadrullah buku tersebut jatuh menimpanya di kala beliau sedang duduk muzakarah.
- Signifikasi Tulisan
Kitab ini membahas tiga pokok utama, yaitu Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani dan Khitabah. Dalam segi penyampaiannya, Imam Al-Jahidz menggunakan metode yang baik, mulai dari orasi, perdebatan, dialog, syair, dan kisah-kisah.
Kitab Bayan wa Tabyin termasuk salah satu karya terbesar di dunia sastra Arab dan kitab tertua di dunia, sebagaimana dikatakan Dr. Abdul Hakim Radhi dalam kitabnya Madakhil fi Qiraati Turast 'Arabi. Ahli bahasa setelahnya pasti akan bermuara dengan kitab tertua ini, digunakan sebagai rujukan, dari segi seni bertutur kata dalam menyampaikan informasi, berdebat, dan diskusi. Tentu juga dari sastranya yaitu syair dan kalam hikmah orang Arab. Pada masa hidupnya saja buku ini sudah berlayar menyeberangi lautan Albora menuju Andalusia. Ditambah lagi Ibnu Khaldun memilih kitab ini sebagai top empat buku literatur Arab terbaik.
Baca juga: Bangun Cinta, Bukan Jatuh Cinta!
- Komentar
Ahli bahasa kontemporer mengeklaim bahwa kitab tersebut "keluar pakem" bagaimana tidak, kitab tersebut sering "minggat" dari topik inti yang baru saja dibahasnya, setelah panjang lebar membahas hal lain ia kembali lagi melanjutkan inti topik.
Akan tetapi bahasawan Dr. Daud Salum menegaskan, bahwa tidak beraturan dalam penyusunan, seperti keluar dari inti, itu menunjukkan wawasannya yang luas sehingga dia bisa membahas segala aspek. Tentu ini merupakan kelebihan dari buku ini, bukan kekurangan.
- Identitas Buku
Sumber Gambar: shaqhaf.com |
Judul Buku : al-Bayan wa at-Tabyin
Pengarang : Amru bin Bahr bin Mahbub, Al-Jahidz
Cetakan : Dar Khanji, Kairo
Tahun Terbit : 2008
Tebal Buku : 4 Jilid, 1600 Halaman
Kitab Bayan wa Tabyin tersebar dengan berbagai cetakan, yang terbaiknya adalah tahkikan Ustaz Abdus Salam Harun, baik yang dicetak oleh Maktabah Khanji, Ibnu Sina, Jiil, dan lain sebagainya.[]
Editor: Syafri Al Hafidzullah
*Penulis merupakan mahasiswa S1 Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar - Kairo
Posting Komentar