Waktu yang Begitu Singkat; Resensi A Brief History of Time
Oleh: Muhammad Mutawalli Taqiyuddin*
(Sumber: Dokumen pribadi) |
Identitas Buku
Judul: A Brief History of Time (Sejarah Singkat Upaya Manusia dalam Memahami Alam)
Pengarang: Stephen W. Hawking
Penerbit: Bantam Books Trade Paperbacks
Kota Terbit: New York
Tahun Terbit: 1998
Tebal Buku: 185 Halaman (PDF)
Jenis Buku: Sains, Ilmiah
Sinopsis
“[Hawking] can explain the complexities of
cosmological physics with an engaging combination of clarity and wit. His is a
brain of extraordinary power.”
“Hawking dapat menjelaskan kerumitan fisika kosmologis
dengan kombinasi kejernihan dan kecerdasan yang begitu menarik. Otaknya
memiliki kekuatan yang luar biasa.” (The New York Review of Books)
Buku ini merupakan salah satu karya
sains terpenting yang ditulis oleh salah satu fisikawan besar abad ini, Stephen
Hawking. Dalam buku ini seorang Lucasian, Professor of Mathematics di
University of Cambridge selama tiga puluh tahun ini membahas pertanyaan-pertanyaan dasar manusia tak hanya
melalui pendekatan filsafat sebagaimana biasanya, tapi juga memprioritaskan pendekatan
fisika. Pertanyaannya antara lain: Bagaimana alam semesta bermula? Apa itu
waktu serta apakah waktu itu terus-menerus bergerak maju? Adakah ujung dari
alam semesta, dalam ruang maupun waktu? Adakah dimensi lain dalam alam semesta?
Apa yang terjadi ketika alam semesta berakhir?
Stephen Hawking memegang teguh satu prinsip yang sangat
penting mengenai alam semesta, yakni perkaranya sejak awal memang tak berubah: that
the universe is governed by a set of rational laws that we can discover and
understand (bahwa alam semesta diatur oleh satu set hukum rasional yang
kita bisa temukan dan pahami). Dia optimis jika
manusia bisa mencapai pemahaman yang menyeluruh mengenai alam semesta
ini. Prinsip seperti ini memang terdengar ‘angkuh’ karena terlalu
mengabsolutkan manusia yang mungkin bagi sebagian kritikus khususnya dari
kalangan agamis berpandangan jika akal manusia sejauh apapun ia menjelajah
rahasia alam semesta, tetap tidak dapat menjangkau secara keseluruhan, apalagi
hal-hal yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera kita.
Buku ini targetnya tak hanya diperuntukkan untuk mereka
yang konsentrasi dalam bidang fisika teoritis maupun mereka yang konsentrasi
dalam bidang astronomi saja melainkan untuk kalangan umum, tentunya dengan gaya
penulisan dan bahasa yang bisa dimengerti semua orang. A Brief History of
Time mengajak kita menjelajahi dunia ajaib lubang hitam dan kuark, antizat
dan “panah waktu”, ledakan besar dan peran Tuhan di alam semesta beserta segala
kemungkinan yang luar biasa dan tak terduga. Dengan penggambaran yang menarik
dan menggugah imajinasi, penulis membawa kita semakin dekat ke rahasia
pamungkas penciptaan alam semesta.
Gambaran Umum Isi Buku
Buku ini tersusun dari 12 bab. Perlu diketahui bahwa jika
kita baca di pembahasan awal, khususnya pada Bab “Our Picture of the
Universe” (Gambaran Alam Semesta), setidaknya bisa kita simpulkan bahwa
Stephen Hawking bukanlah orang yang sombong dalam menjelaskan hakikat alam
melalui pendekatan fisika. Ia tetap menyebutkan peran filsafat dan
tokoh-tokohnya yang luar biasa serta saling bahu-membahu membuat pemahaman
sejauh ini sampai sekarang.
Kemudian, bab kedua pada buku ini membahas mengenai “Space
and Time” (Ruang dan Waktu) yakni hakikat mengenai ruang dan waktu
menurut Aristoteles, kemudian Galileo Galilei, Newton sampai Albert Einstein
dengan teori relativitas umum dan khususnya yang begitu berpengaruh dalam dunia
fisika modern, serta banyak para pakar lain yang membahas mengenai ruang,
waktu, dan gaya seperti gaya gravitasi.
Bab ketiga, masuk dalam pembahasan “The Expanding
Universe” (Alam Semesta Mengembang), sejak awal dari Black Hole hingga
menjelang akhir dari alam semesta nanti, alam semesta sifatnya terus mengembang,
ini dibuktikan dari pengamatan bintang-bintang yang semakin bertambah waktu,
jaraknya semakin menjauh alias bergerak. Tapi jika kita memandang sekilas tanpa
pengamatan yang teliti, bintang-bintang tersebut tampak diam tak bergerak. Menurut
para ilmuwan, karena alam semesta yang terus mengembang, maka akhir dari alam
semesta diprediksi akan diakhiri dengan skenario “Big Rip” yakni
fenomena alam semesta yang terus mengembang dengan sangat cepat tak terkendali,
sehingga menyebabkan pembekuan kosmik karena kurangnya sumber panas (bintang).
Selanjutnya, pembahasan terus bertambah seru dan asik,
pembahasan yang diangkat pada bab keempat adalah “The Uncertainty Principle”
(Kaidah Ketidakpastian), kelima “Elementary Particles and the Forces of Nature”
(Zat-Zat Dasar dan Gaya-Gaya Alam), keenam “Black Holes” (Lubang Hitam),
ketujuh “Black Holes Ain’t So Black” (Lubang Hitam Tak Begitu Hitam),
kedelapan “The Origin and Fate of The Universe” (Asal-Usul dan Takdir
Alam Semesta), kesembilan “The Arrow of Time” (Panah Waktu), kesepuluh “Wormholes
and Time Travel” (Lubang Cacing dan Perjalanan Menembus Waktu), kesebelas “The
Unification of Physics” (Penyatuan Fisika) dan keduabelas “Conclusion”
(Kesimpulan). Setelah kesimpulan, Stephen Hawking menulis bagian khusus tentang
tiga tokoh fisikawan paling berpengaruh dalam persoalan yang umum dari semua
pembahasan dalam buku ini, diantaranya adalah Albert Einstein, Galileo Galilei
dan Isaac Newton.
Kesimpulan
Pada akhirnya, kita menyadari bahwa dunia ini sangat
membingungkan jika kita sibuk mencari tahu hakikat alam semesta tanpa pertunjuk
apapun dari luar (akal mandiri). Berusaha memberikan jawaban seperti gambaran
dunia di atas punggung kura-kura, dunia yang dikendalikan oleh roh-roh, semuanya
terbantahkan dengan sendirinya seiring perkembangan sains. Pada akhirnya juga,
kita sadar bahwa sebenarnya kinerja alam ini begitu teratur seperti matahari
yang selalu terbit dari timur, terbenam sebelah barat. Selain Matahari dan
Bulan, planet-planet lain mengikuti jalur tertentu melintasi langit dan dapat
diprediksi dengan begitu akurat. Hukum alam sedikit demi sedikit mulai
terungkap, ini yang membuat para ilmuwan dan filsuf semakin dibuat bergairah
mengungkap hukum alam semesta.
Disadari juga
bahwa, sebenarnya skenario kehidupan manusia ini begitu singkat. Pasalnya
skenario mulai dari terbentuknya alam semesta hingga akhir nanti merupakan
skenario yang sangat panjang, kehidupan manusia hanya berperan lebih kurang 1%
dari seluruh skenario yang sudah dipelajari dan diprediksi. Maka ini yang
menjadi latar belakang Stephen Hawking menamai buku ini dengan “Sejarah Singkat
Waktu” padahal secara keseluruhan ini merupakan skenario yang panjang.
Buku ini sangat direkomendasi untuk mereka yang mengagumi
dan tertarik dengan fisika teoritis di bidang astronomi dan kosmologi.
*Penulis adalah alumni S1 jurusan Akidah dan
Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Cairo.
Posting Komentar