Temukan Harta Karun Nusantara di Mesir, PMIK dan Pojok Peradaban Gelar Pameran Jejak Ulama Jawi
Pengunjung sedang asyik menikmati karya-karya Ulama Jawi yang di pamerkan di Pameran (sumber: dok. pribadi) |
Kmamesir.org (05/04/2021).Temukan Harta Karun Nusantara di Mesir, Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) dan Pojok Peradaban menggelar Pameran Jejak Ulama Jawi pada Senin,(4/4). di Wisma Nusantara, Wahran 8, Rab’ah, Nasr City.
Pameran ini diselenggarakan atas kerja sama antara Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK), Kajian Mahasiswa Indonesia Prodi Sejarah dan Peradaban di Al Azhar serta Pojok Peradaban yang dikuratori oleh Mohammad Miftakhudin Wibowo, Mahasiswa prodi Sejarah dan Peradaban di Universitas Al-Azhar Kairo. Pameran tersebut juga didukung oleh beberapa pihak seperti Tim PPMI Mesir, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Kairo, Lazizmu serta kontributor lainnya.
Pagelaran ini diperpanjang hingga sepekan setelah sempat dilaksanakan dalam empat hari dan diawali dengan pemaparan seminar. Dalam memorandum of understanding (MoU) yang juga ditampilkan pada pameran itu dijelaskan, bahwa secara geografis komunitas jawi tersebar dari dunia melayu hingga ke ujung Timur Kepulauan Nusantara. Bahkan beberapa abad setelah Islam bersemi di Negari Jawi banyak dari bumiputra yang berkelana mencari ilmu ke negeri asal Islam, jazirah Arab hingga menetap dan belajar dari para guru di Hijaz dan kota Islam lain tak terkecuali Al-Azhar Mesir.
Di tempat ini dipamerkan berbagai temuan karya ulama Nusantara yang pernah dicetak di Kairo, khususnya Maktabah Halabi (Percetakan Halabi) dengan menggunakan aksara Pegon atau Jawi. percetakan tersebut merupakan salah satu percetakan yang sudah hampir dua abad melayani umat Islam. Diketahui Maktabah ini dibangun pada tahun 1859 M oleh Syekh Ahmad bin ‘Umar al Halabi dengan nama asli Maktabah al-Maymaniah, kemudian diteruskan oleh keponakannya salah satunya bernama Mustofa hingga sampai saat ini memiliki nama resmi yaitu Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Mustafa al-Babi al-Halaby wa Auladuhu.
Beberapa ulama Nusantara yang memiliki karya paling banyak di maktabah tersebut ialah Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Abdullah Daud Al-Fathani, dan Syekh Mohamad Mokhtar bin Raden Nata Negara. Menariknya, ditemukan banyak dari naskah ulama nusantara yg tidak menyertakan nama pengarangnya dengan alasan yang termaktub sebagai bagian dari sikap wara’.
Adapun karya-karya yang dipamerkan diantaranya kitab Turjuman al-Mustafid karangan Syekh Abdurrauf bin Ali al-Fansuri as-Singkili yang merupakan terjemahan langsung dari ringkasan Tafsir Imam Baidhawi, Tarjamatu al-hikam libni Atha’illah as-Sakandari karangan Syekh Muhammad Shaleh bin Umar as-Samarani, Nuzhat Al-Ikhwan karangan Syekh Abdullah bin Isma’il al-Asyi, Kifayat al-Mubtadiin fi Ibadat Rab al-‘Alamin karangan Syekh Raden Haji Muhammad Mukhtar bin Raden Natanegara, Shiratul Mustaqim karangan Syekh Nuruddin ar-Raniri, Manuskrip Sharaf dari Mojokerto yang telah ditulis pada tahun 1800 Masehi dan masih banyak deretan karya lainnya.
Kunjungan rombongan Dubes RI-Mesir ke PMIK dan Pameran "Jejak Ulama Jawi" (sumber:dok. PMIK) |
“Ini menjadi bukti bahwa dari dulu Mesir sudah menjalin hubungan erat dengan para ulama Nusantara” ujar bapak Duta Besar Republik Indonesia, Lutfi Rauf yang ikut hadir bersama bapak Atdikbud KBRI Kairo serta jajaran PPMI.
Di akhir, dalam sebuah kesempatan Dede Rohmatul Farid selaku ketua Perpustakaan Mahasiswa Indonesia Kairo (PMIK) mengucapkan terima kasih kepada semua tim yang telah banyak membantu kesuksesan agenda ini. Semua pengunjung dari Indonesia, Malaysia, Singapore, Brunei, Patani hingga Phillipina dan juga rombongan KBRI pak Dubes serta pak Atdikbud. “Terimakasih banyak untuk semuanya, untuk tujuh ratus pengunjung dalam satu minggu. Sampai ketemu di event dan program yang lebih besar.”[]
Reporter: Deffa Cahyana Harist
Editor: Annas Muttaqin
Posting Komentar