Mana Lebih Baik? Musik atau al-Quran
Solusi dan masalah, tak ayal dua kata ini pasti ada dalam
kehidupan kita sebagai manusia. Entah solusi yang hadir sebelum masalah datang,
dicari ketika masalah datang, bahkan masalah kadang kala bisa menjadi solusi
untuk masalah yang lain. Namun masalah atau perihal sesuatu yang ada di tulisan
ini tidak mengenai keduanya, di kesempatan ini kami ingin mengajak pembaca
untuk memberi sedikit fokusnya tentang sedikit pemaparan dari pengaruh
stimulasi al-Quran dan musik pada otak.
Mengapa al-Quran dan musik? Menurut hemat kami, dari kedua
hal ini menjadi tempat larinya seseorang yang mempunyai masalah atau saat mencari solusi. Juga pada bahasan kali ini bukanlah mengenai halal haram musik,
akan tetapi lebih kepada pengaruh saat mendengar kedua hal tersebut. Mana yang
menurut anda lebih baik? InshaAllah akan anda temukan solusinya jika anda
membaca sedikit jawaban dari suatu permasalahan ini.
Pada usia dewasa muda yang berkisar antara 20-29
merupakan usia produktif seseorang dalam mengejar suatu impian, menghadapi
persoalan baru, dan rasa ingin tahu yang besar akan suatu hal. Maka dalam masa
ini lumrah jika kita melihat teman, keluarga bahkan diri kita sendiri mengalami
suatu tekanan berlebih atau bisa disebut stres. Terlebih persoalan memenuhi
semua tuntutan hidup hingga layak disebut orang sukses atau dalam hal mencari
pendamping hidup.
Dari kondisi stres ini dapat menimbulkan efek buruk pada
tubuh dengan dikeluarkan hormon-hormon stres seperti Katekolamin dan Glukokortikoid
yang dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel saraf. Stres sendiri bisa
muncul dengan dua gejala baik psikologis maupun fisik. Respon stres secara
fisik dapat berupa peningkatan tekanan darah, denyut nadi dan nafas, sementara
dari gejala psikologis meliputi sensitif, kecemasan, mudah marah, bingung,
ketegangan dan respon buruk lainnya.
Kemudian beranjak dari permasalahan ini ditemukan dalam
beberapa penelitian bahwasannya mendengarkan muratal al-Quran dapat menstimulus
atau merangsang pengeluaran serotonin sebagai hormon relaksasi berupa
ketenangan pada responden. Bagi penderita stres melalui terapi musik juga
merupakan salah satu cara menghasilkan efek relaksasi dengan respon fisiologis
berupa penurunan ketegangan emosional. Scott pada penelitiannya di tahun 2011
mengatakan musik dengan tempo yang lambat dapat meningkatkan ketenangan dan
menciptakan kondisi meditasi pada gelombang otak, respon relaksasi pada
pernafasan, dan pada pikiran dapat menyebabkan berpikir positif sehingga
mencegah respon stres.
Www.nationalgeographic.grid.id |
Bagaimana kemudian dengan mendengarkan al-Quran?
Tahun 2008 oleh seorang peniliti menunjukkan mendengarkan al-Quran daripada musik berefek lebih baik karena unsur kandungan spiritualitas
dalam bacaannya. Aktifitas gelombang delta yang berdominasi di area frontal dan
sentral mengartikan bahwa otak berada dalam kondisi sangat tenang, nyaman,
tentram sehingga dapat mencegah adanya penyempitan pembuluh darah. Irama dari
murattal al-Quran yang konstan, teratur, dan tidak mengalami perubahan tempo
secara mendadak mempunyai efek relaksasi yang bisa menurunkan tingkat
kecemasan.
Oleh seorang dokter bernama Al-Qadhi di Florida Amerika
serikat menyimpulkan hampir 97% hanya dengan mendengarkan ayat-ayat al-Quran,
baik mereka yang berbahasa arab atau tidak dapat mendatangkan ketentraman jiwa,
menyembuhkan berbagai penyakit juga meningkatkan daya ingat seseorang. Jika
lewat musik klasik dapat meningkatkan kecerdasan intelektual (IQ) dan
kecerdasan emosional (EQ), maka dengan bacaan al-Quran para pendengarnya
mendapatkan yang ketiga yaitu kecerdasan spiritual (SQ).
Al-Quran jelas memberikan efek ketenangan bagi
pendengarnya lewat kandungan ayat yang luar biasa bermakna dibanding hanya
sekedar mendengar musik. Tidak hanya otak, tubuh pun mendapat respon yang luar
biasa dari mendengarkan ayat-ayat al-Quran; karena dapat menstabilkan tekanan
darah dan detak jantung, memusnahkan sel-sel kanker, meningkatkan fokus dan
konsentrasi. Juga perlu diketahui bersama adalah nutrisi terbaik bagi otak
manusia dengan mendengarkan, memahami serta mempelajari ayat-ayat al-Quran.
Namun tahukah kamu bagaimana efek lain yang diberikan
lewat stimulus musik pada otak? Berdasarkan rangkaian nada baru yang kita
dengar lewat musik maka otak membentuk suatu struktur kecil baru dan membawa
pendengar untuk menghasilkan cara berpikir yang baru, meningkatkan kreatifitas,
dan mendorong otak memahami hal baru. Mendengar musik, juga dapat membantu
pendengarnya memahami bahasa baru lewat rangkaian nada yang membuat otak cepat
merekam dan membaca struktur bahasa berdasar lirik-lirik dalam lagu. Dengan itu
bahasa secara bersama diproses dan diingat bersamaan dengan nada yang disimpan
pada amygdalla atau bagian otak besar, bukan di bagian lobus frontal
tempat mengingat dan menghafal.
Juga mendengarkan musik dapat memunculkan efek distraksi
yaitu ketika otak tidak menerima suatu stimulus (ransangan) secara normal.
Contohnya ketika melakukan olahraga ringan sambil mendengarkan musik, stimulus
berupa rasa lelah yang dikirim ke otak tidak akan terbaca akibat aktifitas otak
yang lebih banyak memproses suara yang didengar dibandingkan fokus pada rasa
lelah tersebut. Terakhir, mendengarkan musik bisa membuat seseorang mengingat
kembali kejadian lama dengan persepsi memunculkan gambar atau emosi dari lagu
yang ia dengar.
Nah, berdasar beberapa pengaruh dari mendengarkan al-Quran atau musik, sekarang berpulanglah keputusan pada diri pembaca. Cause life
it’s just about choice . kami
mencoba mengingat pesan yang dapat kita terapkan dari salah satu surah dalam al-Quran yaitu surah An-Nahl (lebah), hiduplah seperti lebah yang hanya
memasukkan hal yang baik-baik agar juga menghasilkan sesuatu yang baik. Sekian,
wassalam.
*Penulis adalah Mahasiswi Tingkat 2 Fakultas Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Kairo
*Penulis adalah Mahasiswi Tingkat 2 Fakultas Syariah Islamiyah Universitas Al-Azhar Kairo
Posting Komentar