Wawancara Eksklusif dengan Mahasisiwa Aceh Pertama Peraih Cumlaude di Universitas Al-Azhar
Kmamesir.org. 4/9/2017. Suasana haru menyelimuti warga Aceh di Mesir dalam beberapa hari ini. Pasalnya salah satu mahasisiwa Aceh berhasil meraih cumlaude di Universitas Al-Azhar. Ia adalah Maulana Rizki, pemuda kelahiran Idi Rayeuk yang merupakan alumni pesantren Teungku Chik Oemar Diyan.
Maulana dikenal rajin dan shaleh bahkan menurut teman-teman seperjuangannya di pesantren dulu, ia merupakan salah satu santri terbaik di masanya. Sehingga tren positif ini terus beliau ukir hingga di jenjang perguruan tinggi.
Ketika dijumpai di kediamannya, Distrik Matariah Kairo, Tgk. Maulana mengungkapkan betapa bersyukurnya ia kepada Allah Swt. yang telah menganugerahkannya prestasi yang begitu tinggi. Begitu pula ia berharap semoga hal ini dapatlah menjadi pelajaran bagi diri sendiri serta motivasi bagi adik-adik kelas yang akan melanjutkan studinya di Al-azhar.
Berikut wawancara singkat Tgk. Maulana Rizki dengan salah seorang kru Website KMA-Mesir:
Kapan dan di mana saja anda meluangkan waktu untuk belajar?
saya mengisi hari saya dengan mengikuti talaqqi dan hadir di kuliah. Sedangkan siang harinya saya gunakan untuk mengulang pelajaran yang telah dipelajari di pagi harinya. Begitu pula malam harinya, saya gunakan untuk membaca dan belajar di ruangan saya.
Bagaimana perasaan anda ketika mendapatkan nilai terbaik di Al-Azhar?
Pertama sekali yaitu bersyukur kepada Allah Azza Wa Jalla yang telah memberikan anugerahnya yang begitu besar kepada hamba-Nya. Kemudian diiringi dengan rasa haru dan senang. Serta saya merasa bahwa semua ini adalah bentuk cobaan serta ujian dari Allah, apakah dengan nikmat ini kita bersyukur ataupun kita sombong dan berpaling dari-Nya.
Begitu juga, kita harus mengoptimalkan antara gelar yang kita raih dengan ilmu yang kita miliki. Apakah sesuai antara ilmu yang kita miliki dengan gelar yang kita gapai? Maka sudah sewajibnya bagi kita untu terus memperdalam ilmu yang kita miliki, serta kita senantiasa beramal dengan ilmu tersebut.
Apa faktor yang membuat anda mampu meraih prestasi yang gemilang ini?
Faktor utama yaitu doa dan usaha. Selain doa, usaha sangat berpengaruh dalam keberhasilan kita. Khususnya dalam belajar, saya tidak menggunkan sistem kebut semalam, tapi saya sudah belajar jauh hari sebelum ujian.
Buktinya adalah saya sakit pada saat ujian kemarin, sehingga tidak memungkinkan bagi saya untuk belajar pada saat itu. Dikarenakan saya sudah belajar jauh-jauh hari sebelumnya, alhamdulillah saya bisa menyeleaikan ujian dengan baik dan matang.
Selain itu, faktor-faktor yang dapat membantu kita meraih prestasi, antara lain:
1. Rutin menghadiri kuliah,
2. Belajar jauh hari sebelum ujian,
3. Mintalah dukungan serta motivasi dari mahasiswa-mahasiswa senior,
4. Tanyakanlah kepada mahasiswa senior mengenai hal yang tidak diketahui,
5. Menjawab soal dengan baik dan rapi,
6. Bersikap tenang, serta tidak gegabah dalam menjawab soal.
Apa yang akan anda lakukan kedepannya dengan prestasi yang anda miliki saat ini?
Berusaha untuk tetap mempertahankan prestasi yang ada. Serta perlu untuk diingat pula, bahwa setiap urusan ada ditangan Allah. Serta kita hanya dapat berusaha dan bertawakkal kepada-Nya. Jadi, apapun hasil yang di dapatkan kedepannya semuanya hanya ada di tangan Allah Swt.
Apakah anda pernah merasakan kejenuhan saat belajar?
Pernah.
Apa solusi anda untuk menghilangkan kejenuhan tersebut?
Meminta motivasi dan nasihat dari senior di rumah agar kita dapat termotivasi serta dapat tergerak hati ini untuk senantisa melaksanakan segala perintah Allah. Begitu juga, duduk bersama dengan orang-orang yang saleh agar kita dapat termotivasi darinya. Dan jika kita sedang termotivasi untuk belajar, maka kita patut untuk mengajak teman-teman yang sedang jenuh agar termotivasi untuk belajar juga.
Apa saran dan motivasi anda untuk mahasiswa-mahasiswa yang lainnya, agar dapat sukses seperti yang telah anda raih?
Saran dari saya yang pertama yaitu untuk selalu hadir di kuliah. Hal ini merupakan sesuatu yang wajib dilakukan bagi seorang mahasisiwa yang benar-benar serius dalam kuliahnya. Tidak hanya sebatas kuliah saja, dengan hadir di kelas maka ia telah memenuhi tuntutan bagi seorang mahasisiwa.
Saran kedua yakni untuk senantiasa memperdalam bahasa Arab kita dengan banyak menghafal kosakata, Begitupula dengan banyak mengkaji berbagai literasi Arab. Saran ketiga yaitu selalu mengulang setiap pelajaran yang telah dipelajari di kuliah. Sehingga dengan demikian akan memudahkan kita ketika menghadapi ujian nantinya.
Saran keempat bertanyalah kepada yang lebih ahli jika tidak tahu. Serta yang terakhir mengikuti talaqqi-talaqqi ilmu, karena dengan talaqqi tersebut akan membuka setiap pengetahuan yang telah kita dapat di kuliah.
Arif Maulana
Posting Komentar